Entri Populer

Kamis, 16 Juni 2011


TEORI BELAJAR
Teori Belajar
Karakteristik Teori
Langkah Penerapan dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik (tingkah laku)
Belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pada teori ini yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus dan keluaran/output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons.
1.      Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
2.      Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasikan “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa)
3.      Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan sebagainya).
4.      Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok bahasan, sub topik dan sebagainya).
5.      Menyajikan materi pelajaran
6.      Memberikan stimulus yang mungkin berupa:
·         Pertanyaan (lisan
    atau tertulis)
·         Latihan
·         Tugas-tugas
7.      Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan.
8.      Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif).
9.      Memberikan stimulus baru.
10.  Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan mengevaluasi hasil belajar).
11.  Memberikan penguatan.
12.  Dan seterusnya
Teori Belajar Kognitivisme
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya.
(a) Teori Perkembangan Piaget
Hanya dengan mengaktifkan mahasiswa, maka proses asimilasi/akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
  1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
  2. Memilih materi pelajaran.
  3. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh siswa (dengan bimbingan minimum dari dosen).
  4. Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang akan dipelajari siswa. (Kegiatan belajar ini biasanya berbentuk eksperimentasi, problem solving, roleplay dsb.
  5. Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang dapat memacu kreativitas siswa untuk berdiskusi atau bertanya.
  6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
(b) Teori Kognitif Bruner
Teori ini sangat membebaskan siswa untuk belajar sendiri. Karena itu teori Bruner sangat cenderung discovery
  1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
  2. Memilih materi pelajaran.
  3. Menentukan topik-topik yang bisa dipelajari oleh siswa.
  4. Mencari contoh-contoh, tugas.Ilustrasi, dsbnya yang dapat digunakan siswa untuk belajar.
  5. Mengatur topik-topik pelajaran sedemikian rupa sehingga urutan topik itu bergerak dari yang paling konkrit ke yang abstrak dari yang sederhana ke yang kompleks.
  6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
(c) Teori Bermakna Ausubel
Dalam aplikasinya menuntuk siswa belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif  siswa
  1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
  2. Mengukur kesiapan siswa (minat, kemampuan, struktur kognitif), baik melalui tes awal, interview, review, pertanyaan, dll.
  3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci
  4. Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai siswa dari materi tersebut.
  5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari.
  6. Membuat dan menggunakan “advanced organizer” paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaitan) materi yang sudah diberikan dengan materi baru yang akan diberikan.
  7. Mengajar siswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang ada.
  8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
Teori Belajar Humanistik
Belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pembelajar telah memahami lingkungan diri sendiri. Si pembelajar dalam proses belajarnya  harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
  1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
  2. Menentukan materi pelajaran.
  3. Mengidentifikasikan topik-topik yang memungkinkan siswa mempelajari secara aktif (“mengalami”)
  4. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan siswa untuk belajar.
  5. Membimbing siswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar mereka.
  6. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut.
  7. Membimbing siswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang baru.

Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori ini yang terpenting adalah “sistem informasi” dari apa yang akan dipelajari siswa. Sedangkan bagaimana proses belajar yang akan berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi ini. Teori ini berasumsi bahwa tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi.Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
  1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
  2. Menentukan materi pelajaran.
  3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut.
  4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi, apakah algoritmik (menuntut siswa untuk berpikir sistematis, tahap demi tahap, linier, lurus menuju suatu target tertentu) ataukah heuristik (menuntut siswa berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus).
  5. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
  6. Menyajikan materi dan membimbing  siswa belajar dengan pola  yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.
  7. Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar